Pembohongan Publik soal kasus Kekerasan di Wamena oleh TNI: Kekerasan di Wamena terjadi sejak Rabu (6/7), dipicu oleh kasus tabrakan yang melibatkan dua anggota TNI Batalyon 756 (Wim Anesili Wamena), Ahmad Sahlan dan Parloi Pardede. Kedua aparat itu, mengendarai sepeda motor dan menabrak seorang anak kecil di tengah jalan.
Masyarakat yang melihat hal itu, kemudian mengeroyok kedua aparat menyebabkan Ahmad Sahlan tewas, dan Parloi mengalami luka kritis. Setelah kejadian itu, aparat TNI menyisir semua tempat dalam kota hingga ke pinggiran Wamena, dan menembak masyarakat secara membabibuta. Ratusan honai juga dibakar dan perumahan masyarakat dalam Kota Wamena ditembak, dibakar dan rumaha-rumah lainya kaca-kaca dihancurkan pakai popor senjata.
Kekerasan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, dilaporkan resmi 11 orang tewas. Terdiri dari 10 warga sipil tewas ditembak, satu anggota TNI tewas dikeroyok massa. Namun, informasi yang diperoleh SP dari warga Wamena menyebutkan, lebih dari 13 warga sipil tewas terkena tembakan aparat, termasuk anak-anak bayi dibunuh. Puluhan honai (Rumah Tradisional) dan perumahan masyarakat juga dibakar dan dirusak oleh Anggota TNI Batalyon 756 (Wim Anesili Wamena).
Sebelumnya, Ali Hamdan membenarkan adanya kecelakaan bermotor yang berujung pada penikaman terhadap dua orang prajurit TNI, yang berakhir dengan salah satunya tewas. Sepeda motor yang dikendarai prajurit tersebut melindas seorang anak, yang menyebabkan kemarahan warga terhadap keduanya dan berujung pada penikaman, Rabu siang. "Prajurit yang lain menjadi marah atas kejadian itu, dan ada yang berniat membalas dendam," kata Ali Hamdan. Namun, masih kata Ali, segala kemarahan tadi berhasil diredam dan niat membalas dendam tidak terjadi.(Wanimbonak)
FOTO-FOTO KEKERASAN TNI BATALYON 756
Posted By:@Wanimbonak